Say No To Korlap
Say No To Korlap - Insiden 21 Maret 2019 di Padepokan Agung PSHT - Pusat Madiun kemarin sudah menjadi bukti bahwa Korlap tidak bisa menjadi saudara lagi. Bagaimana tidak ? Saudara-saudara PSHT yang berada dan bertugas di Padepokan dikeroyok tanpa diskusi atau klarifikasi dahulu oleh mereka yang menamakan diri Korlap itu. Belum selesai sampai disini, gerbang Padepokan Agung dirobohkan oleh mereka. Ini adalah bukti, bahwa mereka sudah meninggalkan ajaran SH Terate. Sudah meninggalkan arti persaudaraan.
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Korlap kemarin bukanlah yang pertama dilakukannya. Zakaria sebagai inisiator Korlap memang mendesain Korlap untuk memberontak aturan dan pengurus organisasi. Apa yang dilakukannya sama saja dengan merusak ajaran budi luhur SH Terate. Etika dan kesopanan yang diajarkan dalam SH Terate digantikan oleh mereka dengan mental jalanan yang tidak mengenal pendidikan. Terlihat bahwa Zakaria dan Korlapnya menjadi gerombolan primitif.
Kita tentu ingat ketika Zakaria merebut mikrofon ketika Mas Madji melakukan sambutan untuk tirakatan malam 1 Suro 2013 lalu. Beberapa bulan kemudian mengintimidasi dan menekan Mas Madji menandatangani tuntutan Korlap. Terlihat dari cara-cara mereka sudah tidak mencerminkan nilai etika dan tata krama bagi sesepuh. Arogansi dan kesombongan sudah mereka tunjukkan dihadapan insan SH Terate. Zakaria dan Korlapnya merasa bahwa tindakan mereka sudah paling benar dan sok jadi pahlawan. Sampai kemudian tanggal 25 Mei 2014, Korlap melakukan demo ke Padepokan Agung Madiun, mencorat-coret tembok Padepokan dengan kata-kata kotor.
Begitulah kesabaran dan keteladanan Alm. Mas Madji. Walau dihujat dan difitnah oleh gerombolan Korlap masih tetap tersenyum dan menenangkan dulur-dulur SH Terate yang sudah tidak sabar akan tindakan Korlap dan Zakaria. Beliau masih tetap ngendiko bahwa mau dibilang apa mereka masih saudara. Sikap beliau adalah untuk meredam konflik internal organisasi. Bahkan Zakaria dan Korlap masih diundang beliau untuk hadir di sarasehan di Padepokan Luhur Pilangbango.
Namun tetap saja doktrin kesombongan nampaknya memang sudah ditancapkan begitu kuat oleh Zakaria dalam kepala Korlap. Hingga kemudian mereka bersama orang-orang seperti Bagyo TA, Gembong, dan Sunyoto Tri Laksono menyelenggarakan Pengesahan ilegal di Pilangbango Suro 2015. Beberapa hari kemudian ketika Mas Madji wafat, Korlap dalam keadaan mabuk menghalang-halangi prosesi pemakaman almarhum. Duka masih menyelimuti suasana batin warga SH Terate, 9 hari sejak alm. Mas Madji wafat, Korlap dengan pimpinannya menggembok dan menyegel Padepokan Agung Madiun.
Sudah terlihat bahwa Korlap memang tidak tahu aturan dan ajaran. Seperti halnya orang-orang primitif, mereka adalah adalah orang-orang yang lapar. Karena lapar mereka kemudian ditumpangi oleh M. Taufik, orang yang terpilih jadi ketua umum pada Parapatan Luhur 2016 dengan penuh kecurangan dengan tujuan menyerang dan menguasai Padepokan Agung Madiun. Praktis yang dilakukan Korlap adalah atas perintah M. Taufik. Saat ini Korlap menjadi anjing peliharaan untuk menggonggong dan menggigit Pusat Madiun.
Maka sebagai Penjaga Ajaran, yang masih sadar akan ajaran budi luhur SH Terate tidak akan rela dengan kelakuan-kelakuan Korlap yang sudah jelas nyata mempermainkan tata aturan dan ajaran organisasi kita. Kita tak akan rela ajaran SH Terate dirusak dan dicampuri kelakuan nista mereka lakukan pada Padepokan Agung Madiun. Sudah cukup bagi kita tidak ragu untuk mengatakan bahwa mereka bukan bagian dari SH Terate. Ngrekso Paseduluran tanpo winates yang jadi jargon mereka hanyalah bualan, omong kosong tanpa bukti bila melihat kelakuan kotor mereka yang dilakukannnya pada dulur-dulur SH Terate di Madiun. Bentengi organisasi kita dari penyakit organisasi ini dimanapun berada.
Sumber : https://www.facebook.com/groups/1614794745492630/permalink/2010593499246084/
Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Korlap kemarin bukanlah yang pertama dilakukannya. Zakaria sebagai inisiator Korlap memang mendesain Korlap untuk memberontak aturan dan pengurus organisasi. Apa yang dilakukannya sama saja dengan merusak ajaran budi luhur SH Terate. Etika dan kesopanan yang diajarkan dalam SH Terate digantikan oleh mereka dengan mental jalanan yang tidak mengenal pendidikan. Terlihat bahwa Zakaria dan Korlapnya menjadi gerombolan primitif.
Kita tentu ingat ketika Zakaria merebut mikrofon ketika Mas Madji melakukan sambutan untuk tirakatan malam 1 Suro 2013 lalu. Beberapa bulan kemudian mengintimidasi dan menekan Mas Madji menandatangani tuntutan Korlap. Terlihat dari cara-cara mereka sudah tidak mencerminkan nilai etika dan tata krama bagi sesepuh. Arogansi dan kesombongan sudah mereka tunjukkan dihadapan insan SH Terate. Zakaria dan Korlapnya merasa bahwa tindakan mereka sudah paling benar dan sok jadi pahlawan. Sampai kemudian tanggal 25 Mei 2014, Korlap melakukan demo ke Padepokan Agung Madiun, mencorat-coret tembok Padepokan dengan kata-kata kotor.
Begitulah kesabaran dan keteladanan Alm. Mas Madji. Walau dihujat dan difitnah oleh gerombolan Korlap masih tetap tersenyum dan menenangkan dulur-dulur SH Terate yang sudah tidak sabar akan tindakan Korlap dan Zakaria. Beliau masih tetap ngendiko bahwa mau dibilang apa mereka masih saudara. Sikap beliau adalah untuk meredam konflik internal organisasi. Bahkan Zakaria dan Korlap masih diundang beliau untuk hadir di sarasehan di Padepokan Luhur Pilangbango.
Namun tetap saja doktrin kesombongan nampaknya memang sudah ditancapkan begitu kuat oleh Zakaria dalam kepala Korlap. Hingga kemudian mereka bersama orang-orang seperti Bagyo TA, Gembong, dan Sunyoto Tri Laksono menyelenggarakan Pengesahan ilegal di Pilangbango Suro 2015. Beberapa hari kemudian ketika Mas Madji wafat, Korlap dalam keadaan mabuk menghalang-halangi prosesi pemakaman almarhum. Duka masih menyelimuti suasana batin warga SH Terate, 9 hari sejak alm. Mas Madji wafat, Korlap dengan pimpinannya menggembok dan menyegel Padepokan Agung Madiun.
Sudah terlihat bahwa Korlap memang tidak tahu aturan dan ajaran. Seperti halnya orang-orang primitif, mereka adalah adalah orang-orang yang lapar. Karena lapar mereka kemudian ditumpangi oleh M. Taufik, orang yang terpilih jadi ketua umum pada Parapatan Luhur 2016 dengan penuh kecurangan dengan tujuan menyerang dan menguasai Padepokan Agung Madiun. Praktis yang dilakukan Korlap adalah atas perintah M. Taufik. Saat ini Korlap menjadi anjing peliharaan untuk menggonggong dan menggigit Pusat Madiun.
Maka sebagai Penjaga Ajaran, yang masih sadar akan ajaran budi luhur SH Terate tidak akan rela dengan kelakuan-kelakuan Korlap yang sudah jelas nyata mempermainkan tata aturan dan ajaran organisasi kita. Kita tak akan rela ajaran SH Terate dirusak dan dicampuri kelakuan nista mereka lakukan pada Padepokan Agung Madiun. Sudah cukup bagi kita tidak ragu untuk mengatakan bahwa mereka bukan bagian dari SH Terate. Ngrekso Paseduluran tanpo winates yang jadi jargon mereka hanyalah bualan, omong kosong tanpa bukti bila melihat kelakuan kotor mereka yang dilakukannnya pada dulur-dulur SH Terate di Madiun. Bentengi organisasi kita dari penyakit organisasi ini dimanapun berada.
Sumber : https://www.facebook.com/groups/1614794745492630/permalink/2010593499246084/
0 Response to "Say No To Korlap"
Post a Comment